Hot News

Minggu, 24 Maret 2013

Mengoptimalkan Waktu

    
   Waktu itu lebih mahal dari pada emas, karena waktu adalah kehidupan. Seseorang penuntut ilmu tidak boleh menyia-nyiakan waktunya untuk bercanda dan bermain.  Sebab, ia tidak akan bisa mengganti  kesempatan yang telah berlalu dan kesempatan itu juga tidak akan mau menantinya. Begitu juga, barangsiapa yang tidak memanfaatkan waktunya, niscaya penderitaannya akan terus berkepanjangan, sebagaimana orang yang terus sakit akan menderita menanati datangnya waktu sehat dan semangat.

       Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas ra., ia berkata, “Rasulallah SAW. bersabda : 
“Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu; waktu sehat dan waktu luang.” 
       Maka, seorang muslim yang mendapatkan kedua nikmat itu sekaligus, yaitu tubuh yang sehat dan waktu yang luang, seyogyanya harus menunaikan hak keduanya, yaitu bersyukur kepada Allah SWT. dengan menggunakan keduanya dalam ketaatan kepada-Nya dan mencari ridho-Nya. Bila menyia-nyiakannya, berarti ia adalah orang yang tertipu. Artinya, ia akan mengalami kerugian yang besar. Sebab, masa sehat itu akan berakhir dengan waktu sakit dan waktu luang berakhir dengan datangnya kesibukan, ibarat seorang pendagang yang mempunyai modal dan ingin memperoleh keuntungan. Begitu juga, modal seorang muslim adalah kesehatan dan waktu luang. Maka, ia tidak boleh menyia-nyiakan sedikit pun  dari keduanya untuk sesuatu selain ketaatan kepada Allah yang merupakan perdagangan yang paling menguntungkan. Sebagai salaf mengatakan, 

Apabila datang kepadaku satu hari yang ilmuku tidak bertambah di hari  itu sehingga mendekatkan diriku kepada Allah,  berarti aku tidak mendapatkan berkah pada matahari yang terbit pada hari itu”


       Dari Muhammad bin Wasi’ Al-Azdyi, ia berkata, “Abu Darda’ menulis surat kepada Salman ra., ‘Dari Abu Darda’ kepada Salman. Wahai saudaraku, gunakanlah kesehatan dan waktu luangmu sebelum datang malapetaka menimpa dirimu, di mana seorang pun yang mampu menolaknya  dari dirimu.”

Begitu juga dikatakan , “Ilmu itu tidak akan memberikan sebagiannya kepadamu hingga kamu mempersembahkan seluruh perhatiannya kepadanya.”

        Imam Nawawi Rahimallah berkata saat berbicara tentang adab seorang penuntut ilmu, “Hendaknya seorang penuntut ilmu memiliki semangat dalam belajar dan mengoptimalkan semua waktunya, baik siang maupun malam, saat mukim maupun safar. Waktunya tidak boleh berlalu tanpa ilmu, kecuali untuk keperluan-keperluan yang mendesak seperti;  makan dan tidur sekedarnya atau semisal dengan itu, seperti  istirahat sebentar untuk menghilangkan kebosanan dan kebutuhan-kebutuhan mendesak lainnya. Amat bodohlah orang yang memungkinkan  untuk mendapatkan kedudukan sebagai pewaris para Nabi kemudian ia malah menyia-nyiakannya.”
(Dr. 'Aidh Al-Qorni)

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More